Kisah Saat Memasuki Kamar Pengantin

Posted on

Namaku Deni, aku berumur 32 tahun, aku wiraswasta dengan membuka usaha warnet dan aku sudah 2 kali menikah, aku akan bercerita tentang pengalaman sexku dengan istri keduaku. Berbulan bulan aku stress berat ditinggal oleh istri pertamaku akhirnya kuputuskan untuk tidak berlarut larut dalam kesedihan, dan cara yang tepat dan hanya ini caranya,

yaitu merasa diri perjaka dan siap hunting cewek cantik lagi untuk dijadikan istri, melawan rasa kehilangan memang tidak mudah, namun lambat laun, hari demi hari pikiranku yang selama ini fokus ke masa lampau mulai beralih ke masa depan untuk mencari pasangan yang cantik.

Aku berpikir mulai harus menentukan selera pilihan, dan awalnya aku fokus mencari abg abg yang cantik, menggoda, dan ada sifat manjanya dikit, aku sering kali tergoda dengan anak anak cewek yang mengenakan baju seragam SMU, baik itu dihadapanku secara nyata maupun melalui dunia maya yaitu lewat berbagai media social, dan aku add sebanyak mungkin cewek cewek SMA yang cantik , keren penampilannya, dan Nampak genit dan menggoda.

Pada saat aku hunting abg abg sma, sesekali aku add kembali teman teman lamaku dari berbagai kota, dan kalo sudah chat sama temen lama ceritanya jadi panjang dan lumayan menyita waktu untuk hunting ‘istri baru’

Akhirnya aku bertemu kembali dengan seorang wanita yang dulu aku panggil kakak, karena memang dia usianya 2 tahun diatasku, dia bernama Amelia, dia sudah lama pisah dengan suaminya tanpa status cerai yang jelas, selama ini aku memanggilnya kak Amel.

Pernikahan Amelpun juga tidak dikaruniai seorang anakpun, ia mirip Chinese tetapi bukan Chinese, tetapi bagi aku kulitnya lebih bagus daripada kulit amoy kebanyakan yang terlalu putih, kulit Amel putih juga namun lebih kuning dikit dibanding kulit amoy kebanyakan, dan bagiku lebih menggairahkan.

Amel bodynya sekel banget, kulitnya kenceng, dadanyapun cukup kencang dan menonjol tetapi tidak terlalu besar, badannya cukup berisi namun tidak gemuk, bahkan perutnyapun rata, bokongnyapun bagus, walaupun lama jadi IRT lengan tangannyapun tidak besar seperti IRT kebanyakan, rambut Amel pendek terus sedari dulu, dan memang dia cocoknya berambut pendek, kulit mukanyapun kenceng mengkilap tanpa jerawat dan tanpa lecet sedikitpun

Setelah say helo lagi, kami hampir setiap hari chatting berjam jam, kami saling bercerita tentang kehidupan rumah tangga kami sebelumnya, rupa rupanya ia sedang jenuh dengan hidup kesendiriannya dan ia sedang mencari pasangan hidup yang baru yang tepat untuknya, walaupun kami sama sama mencari pasangan hidup, namun tidak terpikir sedikitpun olehku untuk coba menjalin hubungan dengannya, karena ia lebih tua dariku dan tidak sesuai dengan target huntingku

Tetapi lama kelamaan Amel ini cukup menguasai pikiranku, dan entah kenapa saya jadi sering memikirkannya bahkan mulai ada rasa suka terhadapnya, hal itu aku sadari jika ia bercerita tentang cowok yang sedang mendekati dirinya, seketika itu mulai tumbuh rasa cemburuku, aku mulai merasa tidak terima kalau ada cowok lain bisa memiliki dan menguasainya, belum lagi sifatnya yang semakin terbuka terhadapku tentang pengalaman cinta dan deritanya, bahkan sampai masalah haidpun diceritakan kepadaku,

bagiku hubungan kami berdua sudah bukan hubungan biasa saja, kami mulai bercerita kearah sex dan sharing tentang pengalaman sex, setiap malam sebelum tidur aku selalu membayangkan kisah kisah sex Amel dengan khayalan dan imajinasiku, bahkan semakin sering aku membayangkan tubuh bugil Amel yang sekel dan menggairahkan itu,

Semakin aku sering membayangkan tubuh Amel dalam hayalanku, aku semakin tidak rela jika tubuh Amel dimiliki dan dinikmati pria lain, bagiku cukup suami lamanya saja yang boleh merasakan tubuh kak Amel.

Aku berusaha kembali ke track tujuanku semula yaitu mencari istri yang lebih muda dariku, sebetulnya hasil huntingku melalui berbagai medsos membuat aku memiliki banyak kenalan baru yang bagiku cantik cantik, bahkan ada 5 cewek yang aktif berkomunikasi denganku pasca kenalan dengan mereka, kebanyakan mereka berusia lebih dari tujuh tahun di bawahku.

bahkan ada yang usianya selisih sepuluh tahun dariku, tetapi entah kenapa semakin lama mereka makin hambar di hatiku, dan harus aku akui dengan sadar bahwa Amellah yang makin mendominasi hatiku, dan semakin lama rasa cemburuku semakin kuat jika mengetahui ada cowok yang mendekatinya.

Suatu malam ia kembali bercerita melalui sms’an tentang seorang cowok yang menyatakan cinta padanya dan ngotot banget ingin memiliki si Amel sebagai istrinya, akupun bertanya kepada Amel bagaimana menanggapi cowok tersebut akan diterimakah ? atau akan ditolakkah?

Amelpun bingung dan belum berani memberi keputusan, aku berharap Amel akan menolaknya mentah mentah, tetapi kenapa tidak demikian berarti ada hal positif yang disukai Amel darinya, rasa cemburuku kali ini lebih dahsyat rasanya seperti sport jantung, aku semakin takut kehilangan dia, akhirnya dengan nekat kukatakan padanya ;

“kak, jujur aku cemburu sekali, dan aku sulit terima kalau kakak dimilikinya, jujur aku suka sama kakak”
Akupun sempat bengong sendiri, kenapa aku nekat mengatakan itu padanya….?? Lama dia tidak membalas, mungkin ia juga kaget dengan pernyataanku, karena selama ini hubungan kami seperti adik dan kakak
Diapun membalas ” jadi kamu suka sama kakak?”

Akupun menjawab; ” jujur, iya kak aku semakin ga bisa menerima jika kakak dimiliki pria lain, aku mohon kakak menikah denganku saja, aku akan membahagiakan kakak tidak seperti suami kakak dulu”
Diapun menjawab “kakak sebetulnya juga ada hati sama kamu tetapi kakak tahu kamu sedang mencari pengganti istrimu yang lebih muda dari kamu tidak seperti kakak yang lebih tua dari kamu”

Mendengar jawaban itu hatiku rasanya girang banget, singkat cerita, akhirnya kami berdua berpacaran, dan sejak saat itu aku tidak lagi memanggilnya kakak, tetapi kami saling memanggil ‘sayang’

Ceritaku Saat Malam Pengantin

Amel bekerja di salah satu distributor sabun di kota kami, dia menjabat sebagai supervisor bagi SPG dan SPB, sedangkan aku tetap dengan usaha warnetku yang semakin berkembang, setiap hari Senin sampai Sabtu Amel bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore, walaupun Amel punya sepeda motor sendiri namun setelah kami pacaran ia lebih suka diantar berangkat kerja olehku dan pulangnya ia selalu minta aku menjemputnya.

Kemungkinan ia sangat bangga terhadap aku sebagai pacarnya, mungkin ia ingin memamerkan aku sebagai pasangan barunya di hadapan semua teman kerjanya, aku berpikir seperti itu karena ia cukup lama hidup sendiri tanpa pacar sekalipun setelah ditinggal pergi oleh suaminya

Biasanya setelah jemput ia pulang kerja aku hanya mengantarnya sampai rumah dan aku langsung pulang ke rumah, sedangkan ia mandi dulu baru kalau ada waktu jalan aku jemput ia pergi lagi malamnya, tetapi lama kelamaan ia lebih suka menghabiskan malam di rumahku, biasanya sih ia habiskan waktu di warnet utk browsing dan terkadang main game.

Karena rumah si Amel dikelilingi para ibu ibu yang reseh dan kurang suka jika ada anak muda pacaran di rumah yang tidak ada orang tua, jadi lebih baik aku tidak ngapel ke rumahnya , apalagi ia hidup sendiri dengan menyewa bedeng, jika aku terlalu lama di rumahnya pasti orang sekitar rumahnya akan berpikir yang tidak tidak tentang kami berdua

Akhirnya kebiasaanpun berubah, setelah aku menjemputnya kerja aku tungguin dulu ia mandi, setelah itu kami menuju ke rumahku sampai ia puas main internet bersamaku lalu aku antar ia pulang ke rumahnya, setelah beberapa hari aku nungguin ia mandi, akhirnya mulai timbul dipikiranku untuk mengintipnya mandi, karena ia tinggal sendiri jadi aku leluasa untuk berusaha mengintipnya sedang mandi.

Setelah sampai di depan pintu kamar mandi tentulah aku harus berpikir dulu dari mana aku bisa mengintipnya, tanpa butuh waktu lama aku mendapatkan akses lubang yang bagus untuk mengintipnya mandi, aku melihat kusen pintu bagian bawah yang sebelah kiri berlubang cukup besar sekitar 20 cm lebih, dan sepanjang itu pula kayu kusen bagian bawah kiri tersebut hilang karena lapuk.

langkah pertama aku matikan dulu hpku supaya kalo ada sms atau panggilan masuk tidak ketahuan ada suara di depan pintu kamar mandi, aku mulai berlutut dan menunduk pelan pelan mulai sejajar dulu dari bagian atas lubang, aku mencari keberadaan Amel namun tidak terlihat kakinya sama sekali di lantai kamar mandi,

Setelah aku menunduk lebih rendah lagi aku melihat telapak kaki Amel sedang berdiri di atas lantai closet yang tingginya sekitar 20 cm dari lantai kamar mandi, dan posisi Amel tepat menghadap kearahku.

Dia berdiri diantara bak mandi sebelah kanannya dan closet sebelah kirinya, jujur aku deg degan banget waktu itu walaupun aku tahu kalau aku aman alias tak bakal ketahuan oleh siapapun termasuk si Amel, aku turunkan kepalaku lebih lagi dengan pelan pelan dan hati hati,

Aku melihat dari telapak kaki sampai paha si Amel mulus banget tidak ada lecet sedikitpun dan warna kulitnya yang putihpun juga rata tidak ada belang sama sekali bahkan warna lututnyapun tidak lebih tua dibandingkan kulit kakinya, tidak seperti umumnya warna lutut lebih tua, kulit paha Amel kenceng apalagi waktu basah, terlihat licin merangsang, aku tundukkan kepalaku lebih lagi akhirnya aku melihat daerah paling pribadinya si Amel ,,,

Woww bulunya bagus banget tidak terlalu lebat tetapi terlihat mencolok diantara pinggang yang putih mulus, bulu si Amel melebat ke tengah dan semakin ke tepi semakin tipis dan jarang, semakin keatas juga menipis dan jarang tetapi bagian ataasnya terlihat sejajar horisontal, daerah tumbuh jembutnya segitiga dengan alur bulunya mengumpul ke tengah,

Waktu itu ia baru bilas sabun di badannya sehingga air mengalir turun melalui jembutnya terlihat jelas banget, sampai aku coli sambil memandangi bulu jembut Amel yang dialiri air, tetapi karena dialiri air jembutnya jadi menutupi belahan mekinya padahal aku juga pengen lihat belahan mekinya, karena jembut yang turun dialiri air tersebut juga cukup panjang mungkin sekitar 5 cm.

sambil ia berkali kali menyiram tubuhnya aku berusaha menunduk lebih ke bawah lagi supaya aku bisa melihat dadanya, akhirnya kepalaku harus menempel ke lantai namun tidak menempel kepintu untuk jaga jarak supaya Amel tidak bisa melihat aku dari lubang kusen tersebut,

Aku melihat dada si Amel cukup besar dan kenceng banget putingnyapun bagus, memang seperti puting cewek kebanyakan tetapi warnanya tidak cokelat tua melainkan cokelat muda kemerahan dan bulat putingnya tidak terlalu besar dan pas ukurannya, perut Amelpun terpampang jelas bagus dan rata, bodynya dari depan sempurna seperti gitar, aku perhatikan kulit si Amel dari ujung kaki sampai leher juga tidak ada lecet sedikitpun.

setelah ia selesai membilas badannya ia menunduk menghadap bak untuk mengambil sesuatu di dinding bak, body si Amel dari sampingpun juga indah banget, terlihat dada besarnya menggantung indah dan pada saat tegakpun aku perhatikan jembutnya dari samping terlihat sangat indah bagiku, kalau dari samping jembutnya nampak tipis dan semakin lebat kedepan, rupanya si Amel sedang mengambil sabun sirih untuk cuci mekinya.

Bagiku ini kesempata untuk melihat jelas isi vaginanya, akhirnya setelah ia membusakan sabun sirih di telapak tangannya ia gosok ke mekinya bahkan ia sempat membuka vaginanya dengan kedua jarinya yang tanpa ia sadari vaginanya sedang terekspos jelas banget ke arah mataku, indah banget pokoknya,

Gimana aku ga bilang ‘indah banget’ vagina si Amel merah bersih dan di bagian bibir luarnyapun tidak berwarna tua seperti wanita kebanyakan, tidak ada warna abu abu tua kecokelat cokelatan seperti kebanyakan vagina wanita dewasa, apalagi yang sudah cukup berumur seperti Amel, meki si Amel bersih banget,

kemudian ia menghadap bak lagi sambil menggosok mekinya, terlihat jembutnya pada berdiri ke depan semua, jembut si Amel panjang juga rupanya kalau terlihat tegak ke depan, dan setelah ia membilas mekinya, akhirnya ia mengarah ke pintu untuk handukan, dan aku cepet cepet kembali duduk manis di sofa untuk kamuflase.

Ceritaku Saat Malam Pengantin

Setelah mengintip Amel mandi pikiranku selalu mengingat tubuh si Amel sambil aku jadi sering coli sendirian kalau di kamar, aku berpikir istri pertamaku yang usianya 8 tahun lebih muda dariku aja tidak seindah itu bodynya, istri pertamaku badannya cenderung berisi dan agak melebar apalagi setelah menikah badannya ga bisa langsing lagi,

Jujur setelah aku dan Amel berpacaran aku masih sering ragu, apakah aku bisa menikah dengan Amel yang lebih tua dariku, bahkan juga sering tumbuh dipikiranku kalau nanti ada abg cantik yang pas denganku aku putusin aja si Amel, tetapi setelah menikmati tubuh Amel walau hanya secara visual saja.

aku jadi semakin tidak mau kehilangan Amel dan semakin tidak terpikirkan olehku akan cewek lain selain Amel, akupun semakin tidak sabar ingin menikahinya dan menikmati tubuhnya setiap hari, walaupun setelah mengintip pertama itu setiap sore setelah menjemput ia kerja aku selalu mengintip si Amel mandi, walaupun aku sudah hafal seluruh tubuhnya aku belum puas yang ada aku semakin penasaran ingin making love dengannya

Singkat cerita akhirnya kamipun menikah dengan perayaan yang sederhana (maklum duda nikah dengan janda biasanya juga sederhana saja..hee..hee…)setelah resepsi sederhana tersebut selesai, kami berdua langsung menuju ke salah satu kamar hotel yang telah kami booking, aku semakin deg degan tetapi Amel terlihat santai dan senang ia berkali kali memandangiku sambil tersenyum penuh makna,,

setelah kami berdua masuk kamar Amel langsung melepas sepatu dan baju pengantinnya, dibalik baju pengantinnya ia mengenakan leging pendek warna hitam dan tanktop warna putih, setelah itu ia membersihkan kepalanya dari berbagai hiasan seperti mahkota, sepasang anting panjang dan kain penutup wjah yang sudah disibak ke belakang.

aku menikmati ia melepas satu persatu busana nikahnya, setelah itu ia melepas sepasang stocking putih dan sepasang sarung tangan panjangnya, tetapi akhirnya ia langsung menuju kamar mandi sambil tersenyum kepadaku dan berkata, ‘sebentar ya pah’ (beberapa hari sebelum menikah kami tidak lagi saling memanggil sayang tetapi kami saling memanggil mamah papah),

Aku pikir mungkin ia mau buang air dulu, sambil menunggu ia keluar dari kamar mandi aku lepas dulu sepatu sekaligus kaos kakiku, jas, dasi, kemeja dan celana panjangku, dan yang tersisa hanya celana dalamku yang berwarna biru donker, aku sengaja tidak mau mandi karena selain aku tidak berkeringat sedikitpun aku juga teringat akan istri pertamaku yang sangat menyukai bau badanku yang konon katanya merangsang bagi wanita yang menciumnya, bahkan dulu isteri pertamaku sering melarang aku mandi demi ia bisa menciumi bau tubuhku.

Dan akhirnya Amelpun keluar dari kamar mandi dengan memegang handuk hanya untuk menutupi bagian depan tubuhnya dari dada sampai paha bagian atas, tangan kanannya menjepit handuk bagian atas ke dadanya sedangkan tangan kirinya menjepit handuk ke perut bagian bawahnya, jadi puting dan jembutnya tertutup dulu tetapi bagian belakang tubuhnya tidak tertutup sehelai benangpun.,

Celana leging dan tanktop yang ia kenakan tadi sudah ia lepas dan ia tinggalkan di kamar mandi, aku berbaring sambil bersandar diranjang sebelah kiri dengan maksud memberi tempat untuk si Amel berbaring dan bersandar di sebelah kananku, Amel sempat mematikan lampu kamar dan kamar jadi gelap sekali

Akupun langsung berkata : ‘gelap sekali mah, nyalain aja lampunya’
Amel : ‘mamah malu sama papah’ (sambil ia menyalakan lampu kembali)
Aku : ‘kenapa harus malu? Tubuh mamah kan indah banget, meskipun mamah nutupin pake handuk seperti itu tapi papah bisa melihat bentuk tubuh mamah indah banget’
Amel : ‘ bener pah tubuh mamah indah banget?’ (sambil Amel mendekati aku dan berbaring bersandar dikananku)

Ia tidak tahu kalau aku sudah tahu tubuh polosnya dari dulu sejak pertama ngintip ia mandi, mungkin bagi dia aku ini pria lugu dan kurang nafsu karena gaya pacaranku ga seperti cowok pada umumnya yang agresif yang maunya raba sana raba sini atau minta buka bukaan melulu,, aku bisa tahan ga seperti itu karena aku hampir setiap hari menikmati lekukan tubuhnya kalau ia sedang mandi,

Setelah ia bersandar iapun melepas handuknya dan membuangnya ke lantai, sekarang ia bugil polos menempel ke tubuhku, payudaranya kencangnya akhirnya bisa aku sentuh dan remas remas tetapi berhubung kedua kakinya lurus rapat dan posisi kami berdua duduk bersandar dengan kaki lurus, jadi bulu jembutnya yang terlihat hanya sedikt di bagian atasnya saja

Aku : ‘ dada mamah bagus banget mah’
Aku remas dengan tangan kiriku iapun mulai mendesah dan akhirnya aku jilati putingnya dengan ujung lidahku ia menggelinjang sedikit sambil mendesah semakin kuat, kemudia aku hisap kuat kuat
Amel : ‘Ohhh… pah…’

Bahkan aku berusaha ingin menghisap habis seluruh payudaranya, walaupun tak bisa tetapi aku rasakan hampir setengah payudaranya bisa masuk ke mulutku, Amelpun mendesah semakin kuat dan mulai meremas remas kepalaku, kaki Amelpun sudah tidak merapat lagi karena ia bergerak menggelinjang terus dan sambil mulutku memainkan kedua payudaranya secara bergiliran.

Tangan kiriku mulai menjelajahi vaginanya, aku mulai dengan meraba raba bagian jembutnya sambil terkadang aku belai dan sedikit menarik jembutnya dengan lembut, kemudian jari tengahku menjelajahi setiap lekukan vaginanya yang sudah basah sekali, Amelpun menggelinjang semakin kuat, mendengar desahannya akupun semakin bersemangat untuk memuaskan dia lebih lagi, jari tengahku akhirnya kumasukkan ke liang vaginanya jariku menjelajah sedalam mungkin sampai pangkal jari tengahku menekan vaginanya

Amel : ‘ enakk banget pahh….terus pah….teruuusssss…..’

Ceritaku Saat Malam Pengantin

Setelah puas dengan jari, aku mulai mengoral vaginanya, aku telusuri semua bagian vaginanya dengan ujung lidahku, aku telusuri dengan lembut supaya terasa lebih geli dan merangsang, Amelpun semakin kencang mendesahnya, akupun lanjutkan dengan jilatan sepenuh permukaan lidah, kali ini lebih menekan dan lebih kasar.

Vagina Amel tidak bau, akupun tidak jijik sedikitpun, cairan vaginanya aku hisap berkali kali sampai habis dari permukaan vaginanya, dan kemudian keluar lagi,akupun menyapunya lagi sampai bersih dengan lidahku, akhirnya kesabaran Amel habis untuk menunggu ML yang sebenarnya

Amel : ‘ayo pah masukin penis papah,,, mamah sudah ga tahan lagi pengen dimasukin, cepetan buka celananya!!….’
Akhirnya kulepas cdku, mata Amel tertuju langsung ke arah penisku yang sudah menegang sepanjang 17 cm
Amel : ‘ wooww.. punya papah besar sekali….’ (sambil tangannya menyambut penisku untuk diremasnya)
Aku : ’emang punya suami mamah dulu kaya apa penisnya..?’
Amel : ‘ ga sebesar ini pah,, paling kalau lagi besar banget Cuma 12 cm, jauh samapunya papah(Amel mulai menciumi penisku), jangan dimuncratin dulu ya pah..!,

Amelpun mulai menghisap penisku kuat kuat, bahkan ia seperti ingin memasukkan seluruh penisku ke dalam mulutnya seperti tadi aku ingin memasukkan seluruh payudaranya ke mulutku, bahkan terkesan maksain untuk menelan penisku seutuhnya sampai sampai beberapa kali aku mendengar ia seperti hampir muntah karena kesodok penisku,

Setelah penisku basah kuyup, iapun langsung terlentang sambil ngangkang, tangan kirinya menuntun penisku masuk ke liang vaginanya, tangan kanannya ia gunakan untuk mainin klitorisnya

Amel : ‘ayo pah,, masukin…!!’
Aku : ‘iya sayang…’

Aku sengaja tidak memasukkan penisku seluruhnya secara langsung, aku mau buat ia penasaran terlebih dahulu, aku hanya masukin penisku sebatas kepalanya saja, cukup lama hanya kepala penisku saja yang maju mundur, aku yakin ia mulai bosan karena suara desahannya tidak semakin keras melainkan semakin berkurang, akhir aku langsung dorong pinggangku maju sampai pangkal penisku menabrak gundukan vaginanya Amelpun langsung mendesah kuat sekali

Amel : ‘OOOooooouuuugghhhh…………………….’ (sambil kedua tangannya berusaha memeluk tubuhku)

Setelah itu aku kembali hanya memainkan kepala penisku saja, setelah berkali kali hanya kepala penisku yang maju mundur, kembali aku masukkan seluruh penisku secara tiba tiba, dan setiap aku memasukkan seluruh penisku secara tiba tiba, Amelpun mendesah dengan kuat, dan aku lakukan itu berkali kali,

Kemudian tidak ada lagi permainan kepala penis, seluruh penis aku gesekakkan terus dengan ritme yang semakin kencang, desahan Amelpun semakin keras tetapi seperti tersendat sendat karena badannya terguncang setiap aku masukin penisku dengan kencang

Setelah dirasa puas oleh Amel, iapun meminta aku yang dibawah.

Pertama tama aku hanya terlentang dan diam saja menikmati gesekan vaginanya dengan gerakan maju mundur si Amel, terkesan ia hanya menikmati sendiri karena aku bukan type cowok yang suka mendesah kalau bercinta, ia mendesah sambil meremas sendiri kedua payudaranya, tiba tiba ia mendesah kuat sekali, mungkin ia sedang klimaks,

Tetapi goyangannya tidak berhenti atau melambat sedikitpun, akupun mulai menegakkan kepalaku untuk menciuminya, sambil kami memainkan lidah aku tetap bisa menikmati goyangan si Amel, mulutku mulai menelusuri lehernya, aku ciumin tubuhnya yang harum, setelah itu aku mulai memainkan putingnya, aku hisap kuat kuat

Amel : ” gigit pah,, gigit aja pah…”
Akupun menggitnya disekitar luar lingkaran putingnya
Amel : ‘ gigit putingnya pah, gigit kuat kuat….’

Akupun menurutinya untuk menggigit puting tengahnya, tetapi aku tidak berani terlalu kuat, takut ia kesakitan, tetapi Amel malah berkata

Amel : ‘gigit lebih kuat pah..(akupun gigit lebih kuat),,,, masih kurang kuat pah gigitannya,,, lebih kuat lagi pah!!!!’
Akhirnya aku tega tegain untuk menggigit putingnya sekuat mungkin
Amel : ‘Aauuuugh,,,, enak banget pah, terus pah gigitnya….”

Setelah ia berkata begitu iapun mengerang dan terdiam sejenak goyangannya
Amel : ‘Uuuuuuuuggghhhhh………………, rasanya kesetrum nimat banget pahhh…..’

Dalam hatiku ‘aku kan belum nembak spermaku, kenapa dia sudah klimaks duluan, padahal aku maunya barengan klimaksnya’ , rupanya Amel belum puas ia masih melanjutkan goyang pinggulnya maju mundur atas penisku

Aku : ‘ mamah masih kepengen kesetrum lagi ya..?’
Amel : ‘iya pah…. Nanti kalau mamah kesetrum lagi, ditembak ya pah spermanya’
Aku : ‘ iya mah,, kasih tanda ya kalau mau klimaks’ (dalam hatiku “Mantaps” ini yang aku mau)

Amel masih asik menikmati penisku yang tegak kencang menusuk vaginanya, ada sekitar lima menit Amel goyang nonstop lagi untuk mencapai klimaks yang terakhir untuk malam ini, dan akhirnya

Ceritaku Saat Malam Pengantin

Amel : ‘pah,,, mamah mau kesetrum lagi nih rasanya,, siap siap tembak ya pah ….. ayo pah tembak sekarang pah….!!!!’
Akupun menembakkan spermaku semuanya ke dalam penisnya, iapun mengerang sambil kedua tangannya meremas kepalaku

Aku : ‘enak mahh?’
Amel : ‘enak banget pahhhh. Angett rasanya… wwwuuuhhhh….’
Aku : ‘mamah tadi sudah kesetrum berapa kali…?’
Amel : ‘ empat kali pahh….’
Aku : ‘ bener mah?? ga nyangka mamah bisa kesetrum sampai empat kali’ (istri pertamaku aja hanya bisa dua kali klimaks)
Amel : ‘habis penis papah enak banget sihh…’

Amelpun terdiam dulu tanpa mencabut penisku dari dalam vaginanya,tetap posisi diatas pinggangku sambil memeluk leherku, matanya terpejam sambil mendesah lirih, terlihat dari ekspresi wajahnya bahwa ia puas sekali dengan malam pengantin kami

Setelah ia melepasnya, kami berdua langsung rebah sampai tertidur dan kami bangun sekitar jam 11 siang tanpa mengenakan sehelai benangpun

Itulah pengalaman bercintaku yang luar biasa bagiku, dan aku terinspirasi dari kisah nyata yang aku alami, namun tidak semua ceritaku detail 100% nyata, namun sebagian besarnya adalah berdasar kisah nyata. Terima Kasih

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *